Langsung ke konten utama

Resume 4 Pilar Pendidikan

Pada postingan sebelumnya sebetulnya ada pembahasan mengenai 4 Pilar Pendidikan, namun pada postingan kali ini saya mencoba untuk menjelaskan kembali 4 Pilar Pendidikan dari UNESCO setelah tadi medapatkan penjelasan dari kelompok-kelompok yang membahasnya. mudah-mudahan bisa lebih difahami materinya. Selamat membaca :)

1. Learning to Know

What know? How know? begitulah yang dikatakan Julia Aktin dalam paper nya mengenai Learning to Know. Apa yang perlu siswa ketahui dan bagaimana cara mengetahuinya.

A. Apa yang Perlu Siswa Ketahui 

Siswa diharapkan untuk memiliki pengetahuan dibidangnya. Dalam hal ini siswa tidak hanya 'mengetahui' saja tapi memahami apa yang dipelajari, mengerti apa fungsinya, memahami bagaimana cara menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Kemudian ia tidak hanya mengetahui, memahami, tahu fungsi, dan memahami cara menerapkan ilmu pengetahuan yang sudah ada tapi pada puncaknya dalam learning to know ini adalah ia dapat menghasilkan ilmu pengetahuan baru, bisa melalui penelitian ilmiah atau cara yang lainnya. Memiliki pengetahuan luas mengenai fenomena yang berkembang saat ini kemudian ia mampu mengaitkannya dengan teori-teori yang telah ia pelajari sehingga ilmunya itu dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

B. Bagaimana Cara Mengetahuinya

Menurut Philip Phenix pada hakikatnya learning to know adalah proses pembelajaran yang memungkinkan siswa mengetahui teknik memperoleh ilmu pengetahuan. Sudah banyak sekali saya rasa teknik atau cara yang sudah kita ketahui untuk memperoleh ilmu pengetahuan. beberapa cara untuk memperoleh ilmu pengetahuan diantaranya kegiatan pembelajaran di kelas (mendengarkan pendidik menerangkan), bertanya kepada ahlinya, melakukan observasi langsung ke lapangan, melakukan eksperimen/percobaan (biasanya dilakukan dilaboratorium)

2. Learning to Do

Setelah kita tahu apa itu learning to know, sekarang kita ke pembahasan learning to do yang tidak lain adalah pilar ke 2 dalam pendidikan setelah learning to know. Maksud dari learning to do ini adalah siswa harus mau dan mampu (berani) mengaktualisasi keterampilan yang dimilikinya, selain bakat dan minat yang telah dimiliki sejak awal. Keterampilan ini didapat dari proses pembelajaran yang dilakukan seorang peserta didik baik dalam sekolah informal, formal maupun nonformal. Jadi setelah kita tahu banyak mengenai apa yang kita tekuni, faham mengenai fungsinya kemudian tau cara bagaimana menerapkannya nah di learning to do inilah maksud dari penerapannya itu. Penerapannya itu diharapkan memberikan dampak positif bagi perkembangan dan kemajuan minimal dalam bidang yang ia tekuni. 

3. Learning to Be

Penguasaan pengetahuan dan keterampilan merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be) (Atika, 2010). Sesuai dengan urutan 4 pilar pendidikan, bahwa learning to be dapat diperoleh secara maksimal setelah melalui learning to know dan learning to do dengan baik.

Learning to be mengandung arti bahwa belajar adalah proses untuk membentuk manusia yang memiliki jati dirinya sendiri. Setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sesuai dengan prinsip individualitas, ia ingin menjadi dirinya sendiri yang memiliki karakter yang ia inginkan . Oleh karena itu, pendidikan harus dapat memfasilitasi peserta didik agar dapat mengaktualisasikan peserta didik sebagai individu yang berkepribadian utuh dan bertanggung jawab sebagai individu sekaligus sebagai anggota masyarakat. 

Konsep learning to be perlu dihayati oleh praktisi pendidikan untuk melatih siswa agar memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Kepercayaan diri merupakan modal utama bagi siswa untuk hidup dalam masyarakat. 

4. Learning to Life Together

Maksud dari learning to life together adalah peserta didik mampu hidup bersama, hidup bermasyarakat, memiliki rasa kebersamaan yang tinggi, saling tolong-menolong. Kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Kondisi seperti inilah yang memungkinkan tumbuhnya sikap saling pengertian antar ras, suku, dan agama Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together)

Dalam mencapai kehidupan bersama diperlukan usaha-usaha, cara-cara dan kunci-kunci yang lebih menonjolkan sifat kebersamaan atau rasa kepedulian sosial yang tinggi. Karena dalam mencapai kehidupan bersama rasa kebersamaan tersebut harus diawali dari individu terlebih dahulu sebelum akhirnya kepada ruang lingkup yang lebih luas. Setiap individu harus memulai usaha sosialisasi dan rasa kebersamaan di dalam kehidupan, sehingga kehidupan bersama dapat didapatkan dengan mudah. Usaha tersebut yaitu dengan menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. 

*********************************************************************************

Daftar Pustaka

http://eduklipmansek.blogspot.com/2010/09/learning-to-know-learning-to-do.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resume : Teori Belajar Kognitif Gestalt

Setelah mempelajari teori belajar disiplin mental, dan behaviorisme selanjutnya akan dijelaskan mengenai teori belajar kognitif gestalt, selamat membaca :) A, Pengertian Kognitif  erat kaitannya dengan mental, yakni mempelajari proses mental, bagaimana orang berfikir, merasakan, mengingat dan belajar. Kemudian berhubungan pula dengan topik perhatian, persepsi, memori, bahasa, berpikir, dan membuat keputusan. Kognitif dapat dimaknai juga sebagai psikologi khusus pada pemahaman dan pengetahuan dalam mempelajari proses mental. Istilah ‘Gestalt’ sendiri merupakan istilah bahasa Jerman yang sukar dicari terjemahannya dalam bahasa-bahasa lain. Arti Gestalt bisa bermacam-macam sekali, yaitu ‘form’, ‘shape’ (dalam bahasa Inggris) atau bentuk, hal, peristiwa, hakikat, esensi, totalitas. Terjemahannya dalam bahasa Inggris pun bermacam-macam antara lain ‘shape psychology’, ‘configurationism’, ‘whole psychology’ dan sebagainya. Karena adanya kesimpangsiuran dalam penerjemahannya, akhir...

Teori Belajar Disiplin Mental

hmm.... Kesempatan kali ini saya akan mengulas tentang teori belajar disiplin mental, selamat membaca kawan :) A. Konsep Teori Belajar Disiplin Mental Teori belajar disiplin mental merupakan teori belajar yang telah berkembang sebelum abad ke-20. Teori belajar ini tidak berdasarkan eksperimen tapi berdasarkan hasil pemikiran yang idealis mengenai manusia. Teori belajar ini berasal dari Plato yang beranggapan bahwa setiap manusia mulai dari lahir memiliki kekuatan, kemampuan, atau potensi-potensi tertentu. Dan menurut teori ini, belajar ialah penyeimbangan dari kekuatan, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki tiap manusia.. Jean Jacgues Rousseau yang menggangap anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar, anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak memiliki kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. (Asri Trianti, 2008: 5). Christian Wolff (167...

Taksonomi Bloom dan Permasalahan dalam Pendidikan

A. Taksonomi Bloom Dalam KBBI arti kata taksonomi itu klasifikasi bidang ilmu; kaidah dan prinsip yg meliputi pengklasifikasian objek. Klasifikasi berarti pengelompokkan. ada yang mengatakan taksonomi itu metode untuk membuat urutuan pemikiran dari tahap dasar kearah yang lebih tinggi. Ya intinya pengklasifikasian. Sedangkan Bloom sendiri ga ada arti katanya, melainkan Bloom itu ialah seseorang yang mencetuskan teorinya. Nama lengkapnya Benjamin S Bloom lahir di Lansford , Pennsylvania , 21 Februari 1913 – meninggal 13 September 1999 pada umur 86 tahun, adalah seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat . B. Teori Taksonomi Bloom Ada 3 kawasan/ranah dalam teori yang beliau paparkan : 1. Kognitif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek intelektual atau berfikir/nalar  2. Afektif yaitu kawasan yang berkaitan aspek-aspek emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral dan sebagainya 3. Psikomotor kawasan yang berkaita...